Friendship

Well, aku mau cerita soal perkuliahan. Berat? Haha, enggak kok, bukan soal makulnya kok. Mulai kemarin september aku mulai ospek. Ospek yang sekitar seminggu itu cukup bikin aku ngerti sistem perkuliahan di univku kayak gimana. Bayanganku kuliah it's not fun, but it isn't true.
Justru di dunia perkuliahan kita bisa matengin apa yang kita suka, karena biasanya kalau udah kuliah, kita udah nemu apa passion kita sebenarnya. Kalau jaman SMA aku inget banget, hampir semua ekskul aku ikutin, tapi pasif semua. Cuma bedanya kuliah sama SMA itu adalah kemandirian. Daann, aku jadi kangen high school moments, huwaa miss them u,u. Di sini, kita kayak lebih ke kelompok kepentingan gitu, belum nemu teman sejurusan yang bener-bener bisa bikin aku nyaman. Aku paham itulah kelebihan dan kekurangan mereka, but i haven't find someone that really understand me. Cari yang cocok emang susah. Dicocok-cocokin ada sih, cuma ya eumm, beda. Aku bukan berharap nemu teman yg bener-bener persis plek sama teman-teman yang cocok sama aku. Aku cuma pengen nemu teman yang benar-benar mengerti aku. Many missunderstanding among us. Aku maunya begini, ditanggepin begitu. Huwaa. Aku nggak ngerti harus gimana :(. Sedih. Rasanya kalau inget itu kebayang temen-temenku. Walau kemarin baru ketemu, rasanya pengen narik mereka sekelas sama aku, but it's impossible. They chose different major. Mereka nggak ada yang minat jurusan yang sama kayak aku. They found their dreams, like me. Follow their dreams, that other people do. Aku kadang bertanya-tanya apakah kita akan menemukan 'the one' di setiap tempat? Ataukah 'the one' tersebut cuma ada di salah satu tempat yang pernah kita singgahi? Hampir setiap waktu aku menemukan teman dekat, teman terdekat di lingkungan itu maksudnya. Di SD ada Nisa dan Indah. Di SMP ada Gita, Tari, Apri. Di SMA ada Gaby, Dessy, Aang, Lysa, Sara, Ifa. Dari sampel 3 zaman itu aku memiliki teman terdekat. Cuma yang intensitasnya paling sering main cuma Nisa sama Gaby, yang menurutku soulmate banget deh. Sama Nisa aku bisa cerita apapun, menggila, dan waktu sama Nisa aku benar-benar bisa lepas semua. Kalau sama Gaby dia sabar banget ngadepin aku, orang paling sabar sama aku di SMA, kita sama-sama tertarik sama drama korea dan cerita sama dia nggak ada habisnya. Rasanya inget itu pengen kembali waktu kita sama-sama dulu. Memories are the best thing that God gives to us. I think. Mungkin kita nggak bisa selamanya sama orang itu, tapi kenangan bersama mereka terlalu melekat di kita dan membuat susah melupakan orang itu. Kalau ingat kenangan-kenangan, entah itu kenangan lucu, sedih, menyebalkan atau apapun itu, kita pasti tersenyum dan merasa kangen ketika mengingatnya. Semakin tua umur kita, semakin banyak memori yang menghiasi otak kita. Dari 3 zaman itu pula yang paling aku ingat adalah persahabatan diantara kami. I believe, it's true that friendship never ends.