Sepotong Ingatan Tentang Kamu

Kamu ingat nggak? Waktu kamu imami aku solat. Aku selalu ingat bagaimana mimik wajahmu saat itu, bagaimana kita saat itu.
Waktu itu kamu ajak aku ke masjid buat solat. Awalnya aku nggak mau soalnya aku nggak bawa mukena. Tapi, kamu bilang di masjid pasti ada mukena. Aku bisa pinjam punya masjid. Habis wudhu, aku cari mukena, tapi adanya mukena terusan, kayak yang biasa dipakai simbah-simbah. Aku bilang mau solat di rumah aja. Soalnya mukenanya kegedhean banget dan aku nggak nyaman makenya. Kamu bilang enggak apa-apa, semua umat di mata Allah sama. Kamu juga bilang aku cocok pake mukena itu (padahal aku tahu itu cuma buat hibur aku kan?). Entah mengapa aku punya motivasi untuk solat walau memakai mukena simbah-simbah itu. Aku bilang kamu yang jadi imam. Terus kamu mau. Kamu tahu apa yang dipikiran aku? Aku mau kamu jadi imam nggak cuma hari itu, tapi seterusnya. Aku pengen kamu selalu ada di samping aku seperti saat itu. Tapi aku nggak bisa ngungkapin itu, aku cuma bisa diam. Walau begitu, aku senang kamu ngimamin aku solat. Aku nggak bisa lupa sama kejadian itu, kamu gimana? :)