Kalau kita punya fans, kita bisa merasa senang tanpa harus tahu alasan mengapa orang ngefan sama kita. Tapi kalau haters? Hmm, kalau ngomongin haters emang nggak enak. Kita nggak ngapa - ngapain tiba - tiba dibenci sama orang, gimana nggak shock tuh. Sebenarnya apa yang salah dari kita sampai harus dibenci oleh orang?
Pasti deh, mikirnya kayak gitu. But, haters aren't everything. Nggak semua haters ngasih kritik yang bener - bener membangun. Nggak semua omongan haters juga mesti didengerin, kadang mereka cuma ngomong sesukanya dan sangat subyektif. Kalau kamu dengerin omongan semua haters, lama - lama malah bikin kita insecure sendiri. Ingat ya, beda antara haters dengan kritikus. Kritikus ngasih komen yang obyektif dan membangun, sedangkan haters? Mereka kasih komen yang kebanyakan bikin kita down. Jangan mau jadi budaknya haters dengan jadi apa yang mereka mau. Nggak semua hal yang haters mau di diri kita baik untuk kita loh. But, sometimes beberapa omongan haters bener, jadi filter mana yang perlu didenger sama enggak ya. Kalau aku sih, haters kayak gitu didiemin aja, toh mereka juga bakalan capek ngomongin dan jelek - jelekin kita entah di depan atau belakang. Kok hidup mereka selo banget gitu mikirin urusan kita, haha. Nyadar nggak sih, yang namanya haters itu super perhatian sama kita. Kita ngapain dikit diomongin, kita geser dikit aja udah dibilang lebay. Biarlah mereka memperhatikan kita dan biarlah mereka terus di belakang kita, itung - itung nambah followers :p.
Pasti deh, mikirnya kayak gitu. But, haters aren't everything. Nggak semua haters ngasih kritik yang bener - bener membangun. Nggak semua omongan haters juga mesti didengerin, kadang mereka cuma ngomong sesukanya dan sangat subyektif. Kalau kamu dengerin omongan semua haters, lama - lama malah bikin kita insecure sendiri. Ingat ya, beda antara haters dengan kritikus. Kritikus ngasih komen yang obyektif dan membangun, sedangkan haters? Mereka kasih komen yang kebanyakan bikin kita down. Jangan mau jadi budaknya haters dengan jadi apa yang mereka mau. Nggak semua hal yang haters mau di diri kita baik untuk kita loh. But, sometimes beberapa omongan haters bener, jadi filter mana yang perlu didenger sama enggak ya. Kalau aku sih, haters kayak gitu didiemin aja, toh mereka juga bakalan capek ngomongin dan jelek - jelekin kita entah di depan atau belakang. Kok hidup mereka selo banget gitu mikirin urusan kita, haha. Nyadar nggak sih, yang namanya haters itu super perhatian sama kita. Kita ngapain dikit diomongin, kita geser dikit aja udah dibilang lebay. Biarlah mereka memperhatikan kita dan biarlah mereka terus di belakang kita, itung - itung nambah followers :p.
Kalau kita yang jadi haters gimana? Haha, sebenernya wajar sih kita menilai seseorang itu mau bagaimana, itu sudah menjadi hak kita juga. Tapi, juga menjadi hak orang lain untuk diperlakukan baik. Bukan mau munafik ya, tapi menyakiti orang yang kita benci juga nggak nyelesaikan masalah. Kalau kita di posisi orang yang dibenci dan ada orang lain yang nyakitin kita, rasanya nggak enak kan? Sometimes we have to see something in every prespective. Ketika kita benci sama orang lain pasti ada alasannya. Entah itu alasan yang relevan ataupun agak dibuat - buat. Kalau aku ya, kalau emang penting untuk membangun orang yang kita benci, diomonginlah. Ngomongin dia di belakang atau jelek - jelekin dia nggak bakal bikin dia berubah. Emangnya dia peramal gitu bisa tahu apa yang dipikiran kita? Kalau kita nggak ngomong, ya dia nggak bakal tahulah. Misalnya dia sombong sama kita, tanya alasan kenapa sombong. Bisa saja selama ini dia nggak merasa sombong, kita mau dia lebih terbuka sama temen yang lain. Tapi, juga pilih - pilih alasan kenapa dia harus berubah untuk kebaikan bersama. Jangan karena dia hidungnya lebih mancung dari kita terus kita sebel, terus minta dia operasi hidung biar lebih pesek dari kita. Jangan, ya itu argumen silly banget dan nggak membangun. Tapi, ketika kita udah ngomong dan nggak digubris sama dia, yaudah berarti mungkin itu memang diri dia dan nggak bisa diubah. Kalau sudah kayak gitu, aku cuma jaga jarak aja sih. Emang dasarnya nggak cocok, kalau dipaksa malah makin sebel lagi.
Membenci ataupun Dibenci memang rasanya sama - sama nggak enak, but if you choose to always speak up what's in your mind to them, it will be better than talk about them in their back :)