Rasa yang Tak Terucap

Jena untuk Rey

Dia memegang tanganku. Ya, kami berlari menaungi hujan. Tanpa peduli hujan yang membasahi tubuh kami, tanpa peduli becek-becekan, kami tetap berlari. Mengejar waktu yang singkat. Mengejar kepastian. Tangan kananku digenggamnya, tangan kiriku ke atas memegang tas kecil menghindari hujan turun ke kepalaku.

Ku pandangi Rey. Rey hanya memalingkan wajahnya. Kami bukanlah pasangan seperti di dalam film-film. Kami adalah teman, ya hanya teman. Akupun tak tertarik untuk memilik hubungan seperti itu.